Senyuman
mentari menyambut pagi yang cerah. Burung kecil berseru dengan kicaunya dari
balik daun hijau yang melambai. Kicauanya, berderet dalam nada-nada yang
melukiskan keceriaan. Di sekitarnya senyum bunga bermekaran menyambut, sembari memberi
sarinya yang manis untuk kupu-kupu kecil berwarna-warni.
Elok,
tatapan mata menjadi sejuk saat jendela terbuka menyaksikaan satu keharmonisan,
berderet cerita menyambut kedamaian pagi dengan seteguk kopi hitam. Muka bumi
tampak basah berlinang tetesan embun pagi yang merasuk kedalam jiwa yang damai.
Semuanya nampak indah, alam yang harmoni menyambut pagi. Menjadi hidup semakin
berseri. Dan tersaji dalam semangat pagi untuk kembali berlari mengejar mimpi.
Secangkir
kehangatan kopi hitam rasa cinta damai menjadi menu istimewa pagi. Rasnya
menghujam lidah dalam adonan perbauran manis dan pahit. Selera anak kos dan
melambangkan makna hidup yang selalu beriringan antara suka dan duka. Antara
baik dan buruk. Dan antara bekas-bekas kepahitan hidup yang melekat untuk
selalu mengingatkan bahwa hidup adalah perjuangan yang keras untuk mencapai
makna kebahagian.
Secangkir
kopi hitam dan teman berdiskusi. Lembaran buku dan pena siap kembali untuk
menuliskan satu kisah perjalanan hidup yang terkaji. Sebab hidup yang dikaji
adalah hidup yang layak dihidupi. Merangkainya dalam bait-bait syair kehidupan,
meletakan kejujuran dan keikhlasan sebagai kunci membuka rasa syukur
menuju alam kebahagian. Adonan kopi hitam yang pekat, menambah gairah untuk
berbincang dalam kerasnya kehidupan. Menatap semua masalah dengan pilihan
tanggung jawab. tak perduli apa itu pilihanya, sebab tanggung jawab atas
pilihanlah menjadi konsekuensi untuk melanjutkan hidup atas pilihan.
Hidup
yang bagaikan kopi adalah sebuah kewajaran. Sebanyak apapun gula yang kita
berikan, tidak akan pernah menghilangkan rasa pahit yang melekat dalam kopi.
Begitupun kehidupan, sejauh-jauhnya kita menghindar masalah, maka masalah akan
selalu membayangi dalam pelarian. Hidup adalah masalah, oleh karenanya, masalah
adalah tantangan hidup untuk dihadapi. Menghadapi masalah itu sebuah
penghargaan atas hidup dalam sebuah pilihan dan kehendak besas yang melekatkan
tanggung jawab sebagai insan. Itulah syukur atas nikmat dan karunia dalam
bentuknya yang tidak kita tawar-tawar
Seteguk
kopi yang melukiskan tersaji dalam adukan babak kehidupan. Air dan minyak tak
pernah menyatu, tetapi menyeduh kopi dibarengi sesebatang rokok adalah
kenikamatan santap pagi yang memuaskan para penghuni kos-kos-an. Mungkin itulah
hidup, di balik ke-tidak menyatunya beberapa orang dan golongan akan dapat
menyatu karena ada mediasi dengan kejernihan kepala dan akal fikir yang sehat.
Ah
secangkir kopi tak terasa telah habis dalam tegukan kenikmatan. Rasanya mencair
dibarengi lembaran kertas putih yang terukir dalam nada-nada kata oleh goresan
tinta proses. Semoga akan menjadi album pagi menyambut hari meraih mimpi. Hidup
adalah mimpi. Dan kebagian adalah cita-cita sejati. Cinta itu seperti
kopi paling enak di minum saat panas tapi resikonya jadi cepat habis,biar ga
cepat habis ya meminumnya pelan pelan,tapi resikonya jadi keburu dingin.
(Stepha
Huru Hara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar